Situasi Rusia dan Ukraina: “Anti-Imperialis bagi para Idiot!”

 

Sejak Putin memutuskan untuk menginvasi Ukraina, dari kaum Kiri, Moderat, dan bahkan kaum anarkis, terjerembab dalam kubuntuan ideologi sendiri. Bagi kami, tak ada satupun yang memuaskan dari analisis-analisis pro dan anti, atau bahkan secara fatalnya mengklaim bahwa mendukung masyarakat Ukraina yang sedang berjuang melawan invasi sebagai sesuatu yang sia-sia, hanya karena Ukraina juga bagian dari Kapitalisme Barat – sayangnya, masih banyak sekali anarkis yang berpikir seperti ini.

Inilah bentuk permasalahan dari suatu “kemalasan intelektual,” khususnya bila itu ada kaitannya dengan isu-isu global, yang mana para “anti-imperialis” cenderung mengabaikan kompleksitas dari situasi geopolitik yang ada. Selang beberapa hari Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina, kita telah menyaksikan bagaimana kaum Kiri mengambil posisi yang cenderung ambivalen atau bahkan pro-Rusia. Hal ini sunggguh memalukan. Kemalasan intelektual yang kami maksud adalah ketika kita menolak campur tangan Barat – hal ini berarti mengabaikan kebusukan Kapitalisme Timur, dan malah menghibur diri mereka sendiri bahwa poros Timur ini seolah-olah merupakan alternatif ideal bagi status-quo.

Kapitalisme Barat dipandang sebagai elemen imperialis terkutuk, imoral, rasis, patriarkal dan sebagainya. Contohnya “Ukraina layak diserang karena sudah menjadi ancaman bagi keamanan”, “lagipula Ukraina sesungguhnya bukanlah negara yang berdaulat” dan yang paling sering menjadi bahan cercaan kaum Kiri adalah “Ukraina dipenuhi oleh Neo-Nazi.” Atau propaganda Putin perihal membasmi Neo-Nazi di Ukraina. Guna mempertajam analisis kita tentang situasi global kita harus menolak kepatuhan dogmatis kaum Kiri sehingga ada beberapa poin penting yang terabaikan, yaitu:

  1. Negara Rusia adalah negara milyarder kelima di dunia.
  2. 13 persen orang Rusia hidup di bawah garis kemiskinan.
  3. 45 persen perdagangan dan ekonomi Rusia berhubungan erat dengan negara-negara kapitalis lainnnya.
  4. Rusia mempunyai skor 40 dalam Rasio Gini, yang berarti pendapatan mereka jauh lebih besar dari negara-negara rivalnya seperti Pakistan, Uruguay, Yaman, dan Etiopia.
  5. Negara Rusia dikenal sangat brutal terhadap masyarakatnya, khususnya pemenjaraan masif para oposisi politikus radikal.
  6. Homofobia atau diskriminasi terhadap non-heteroseksual di Rusia sangatlah rentan.
  7. Retorika “Darah dan Tanah” (atau Blood and Soil adalah slogan nasionalis yang mengekspresikan cita-cita Nazi Jerman tentang badan nasional yang didefinisikan secara rasial (“darah”) yang disatukan dengan area pemukiman (“tanah”) – editor) serta fantasi ‘iredentis’ yang seolah-olah berhak untuk menginvasi negara-negara sekitar atau yang menjadi bekas dari pecahan Uni Soviet merupakan sesuatu yang digaungkan oleh para otokrat Rusia dan Putin.

Leila Al-Shami merujuk pada fenomena yang rentan di kalangan kaum Kiri ini sebagai “Anti-imperialisme untuk para Idiot” – sebuah deskripsi yang sangat tepat menurut kami. Dengan tulisan singkat ini, kami mengundang kawan-kawan berpikir untuk melampaui dikotomi antara hitam-putih ketika berkaitan dengan geopolitik yang ada. Pada tahun 2022 ini, nyaris semua negara yang eksis memiliki tendensi yang sangat buruk terhadap aspek geopolitik dan angka tersebut kian meningkat drastis ketika kami menganalisa negara-negara yang mempunya kekuatan politik yang besar.

Kami mendukung solidaritas masyarakat Ukraina dan para aktivis anti-perang di Rusia. Sebagaimana kami juga bersolidaritas dengan masyarakat Xin Jiang, Hong Kong, Palestina, Irlandia Utara, Afghanistan, Myanmar, dan tempat-tempat lainnya di mana masyarakat bertahan dan melawan untuk otonomi diri dan komunitas mereka masing-masing.

 

Beberapa Poin Penting dari Kontra-Media atas Dukungan Perjuangan Masyarakat Ukraina (bukan Negara Ukraina/NATO/Kapitalisme Barat), adalah sebagai berikut:

  1. Jika beberapa saat tertentu ada rombongan geng dengan senjata lengkap mendatangi wilayahmu lalu mereka mulai membantai, membombardir, memerkosa, menjarah, dan berupaya untuk merebut segala yang merupakan milikmu – termasuk segala sesuatu yang kamu cintai, gerombolan orang inilah yang akan memiliki tendensi untuk membuatmu mati di hari ini atau seterusnya. Di dalam konteks ini, bila kita memakai kacamata orang-orang biasa Ukraina; orang-orang yang sebelumnya tidak pernah mengalami situasi perang negara (yang menggunakan senjata, rudal, tank, bom, dll.) atau tidak pernah terinvasi oleh negara lain secara masif dan besar-besaran, dan kini masyarakat yang terkena dampak perang itu harus memperjuangkan kembali kehidupannya serta perekonomian pribadinya/keluarganya/kolektifnya berbarengan dengan rasa takut atas invasi bersenjata dari pemerintah dan militer yang ada di wilayah yang telah mereka invasi, dan hal itu pun memiliki pertaruhan yang amat besar agar tetap hidup dan kembali secara aman. Lantas muncul pertanyaan baru: (1) Apa yang akan kalian lakukan? (2) Apakah kamu akan tetap menolak jika elemen mana pun memberikanmu berbagai senjata serta pelindung badan berlapis baja agar kamu beserta kolempok afinitas yang ada dapat melawan balik para kapitalis dan semua borjuis yang hanya memikirkan bisnis atau perang yang sedang berlangsung?

 

  1. Komunitas/individu anarkis radikal (ataupun bukan) yang memiliki afiliasi atau bahkan menerima bantuan perlengkapan perang dari negara/kartel pemasok senjata bukan berarti sedang menanggalkan ideologi dan wacana anarkisme pada dirinya, karena perang gerilya dari para militan radikal bukanlah suatu agenda yang sederhana, Hal-hal tersebut, seperti yang dijelaskan di poin pertama, merupakan siasat para anarkis untuk mempertahankan ruang hidupnya dalam gempuran perang antar negara yang bahkan itu hanyalah agenda ekonomi politik yang tersusun rapih oleh kapitalis. Untuk merebut kembali ruang, membangun wilayah otonom (baik besar atau kecil), dan atau menghujani mereka dengan prinsip anti-pemerintahan – menjadi liar dan tidak mau diatur oleh siapapun – dsb, kita tidak perlu naif untuk menerima bantuan-bantuan dari berbagai elemen seperti suplai senjata ataupun finansial yang diberikan kepada kolektif anarkis otonom yang sedang kita jalani – karena hanya itu akses perlengkapan pengamanan diri dan wilayah yang bisa digunakan di saat genting seperti ini. Cepat atau lambat, peperangan bersenjata ini akan menghampiri wilayah di manapun kalian berada. Siasat-siasat pertahanan dan perlawanan/perberontakan harus segera dipersiapkan oleh kita sendiri.

 

  1. Mengambil warta secara bebas dari media ATP, Putin dengan jelas mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina merupakan agenda untuk melawan Neo-Nazi di Ukraina. Wacana denazifikasi yang menjadi salah satu alasan – yang tentunya masih ada yang lain di atas itu – akan menjadi fondasi Putin untuk melebarkan invasinya ke wilayah atau Negara-bangsa lainnya dengan mengunakan alasan untuk menghilangkan ideologi dan wacana-wacana Nazi. Akan tetapi, wacana Putin yang menyoalkan denazifikasi dan ingin menyelamatkan masyarakat Ukraina dari penindasan sangat tidak sesuai dengan kondisi di kedua Negara tersebut, Putin punya kecenderungan mengembalikan kejayaan Rusia dengan cara menginvasi Ukraina serta tidak menutup kemungkinan untuk menginvasi Negara pecahan Uni Soviet, dll. Lalu kami mengambil wawancara secara bebas dari media Vice bersama Michael Skillt yang notabene adalah ex anggota Batallyon Azov yang telah bergabung dengan Batallyon Azov selama 20 tahun, ia menyatakan bahwa “Milisi sayap kanan Eropa terbagi menjadi dua kubu, Pro-Rusia dan Pro- Ukraina sejauh ini pihak yang Pro-Rusia lebih dominan, dan pihak Pro-Ukraina masih menjadi minoritas.” Dan selain wawancara dengan Skillt, Vice juga melakukan wawancara dengan Extremist Report, dan mereka memberikan informasi bahwa “Bagi masyarakat Ukraina tentunya ini akan menjadi sangat sulit mengingat seperti apa perlengkapan perang dari pihak Rusia, dan banyak supremasi kulit putih dari segala penjuru dunia jauh lebih tertarik untuk menjadi berpihak pada Pro-Rusia, mereka percaya dengan Nasionalisme Putin. Mereka yakin bahwa Putin akan mempromosikan wacana Kristen Kulit Putih Tradisional. Dalam wawancara di atas tersebut, sudah sangat jelas bahwa alasan Denazifikasi Putin, sangat tidak relevan. Apa yang diperdebatkan oleh kedua negara itu hanya bisa membuat masyarakat semakin terjerembab dalam keadaan yang semakin hari semakin kacau, lantas kami ulang pertanyaan kami di awal tulisan ini: “Apa yang akan kalian lakukan?” Berdiam diri melihat tempat lahirmu porak-poranda, melihat kematian sanak keluargamu, atau melihat orang yang kita cintai pergi begitu saja? Kita selalu mengetahui fakta bahwa kehancuran dunia ataupun distopia dapat terjadi kapan saja dan kita juga tidak akan mengetahui kapan tepatnya, maka pembentukan kolektif ataupun Unit-Anarkis Internasional (baik permanen atau temporari) untuk memperbanyak jaringan agar dapat melawan balik kapitalis dan negara di seluruh dunia adalah langkah pertama untuk mempertahankan wilayah kita dan untuk mempersiapkan diri dari badai besar yang siap kapan datang saja kepada kita.

 

  1. Kami mendukung sepenuhnya pembentukan Unit-Anarkis Radikal di manapun mereka berada yang memperjuangkan kehidupan mereka sendiri di luar kerangka kapitalisme dan negara.

 

PANJANG UMUR ANARKI!

PANJANG UMUR PEMBERONTAKAN!